BudayaGianyarSpiritual

“Puja Tirtha Buana: Mesaba Fest 2025” Resmi Dibuka, Komitmen Menjaga Bumi dan Peradaban Masa Depan

GIANYAR, STATEMENTPOST.COM – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XV Kementerian Kebudayaan menggelar event budaya “Puja Tirtha Buana: Mesaba Fest 2025” sebagai puncak kegiatan Revitalisasi Sistem Pengetahuan Subak di Lanskap Subak Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan, Rabu (17/12/2025). Pada puncak kegiatan yang dipusatkan di jaba Pura Alas Harum Belahan, Desa Adat Basangambu, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, ditandai dengan penanaman bibit pohon tarumenyan dan sukun di mata air Yeh Cenik.

Penanaman pohon mengandung filosofi mendalam, sebagai langkah menanam jejak peradaban masa depan. Akar pohon mengingatkan manusia kepada ibu pertiwi. Tarumenyan mengingatkan pada praktik masyarakat Desa Trunyan yang mana pohon tersebut mampu menyerap bau tak sedap. Sedangkan sukun, bermakna ketahanan pangan dan lingkungan. Tinggi pohon sukun menjulang hingga puluhan meter. Buahnya menjadi sumber karbohidrat dan vitamin, sedangkan pohonnya mampu menjaga air.

“Mesaba Fest 2025 menjadi media diseminasi hasil revitalisasi pengetahuan subak yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2025,” ujar Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, Kuswanto.

Kuswanto berharap, kegiatan ini memperkuat upaya pelestarian tradisi dan budaya Bali, khususnya lanskap Subak DAS Pakerisan sebagai kawasan strategis sekaligus warisan budaya bernilai tinggi. “Melalui Mesaba Fest 2025, kami berharap dapat menjaga keberlanjutan sistem pengetahuan subak sebagai warisan budaya yang hidup dan terus diwariskan kepada generasi mendatang,” kata Kuswanto.

Mesaba Fest dikemas secara komprehensif melalui ritual, prosesi adat, dan pagelaran seni budaya yang melibatkan masyarakat subak dan desa adat di wilayah DAS Pakerisan.

Kegiatan diawali pada Selasa (16/12/2025), dengan nunas tirtha di Pura Bukit Dharma Durga Kutri, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, dan Candi Tebing Gunung Kawi, Desa Tampaksiring. Tirtha dan benih pohon diinapkan di Pura Mengening, Desa Tampaksiring.

Kemudian, pada Rabu (17/12/2025) menanam benih pohon secara serentak di sejumlah wilayah subak yakni Subak Basangambu, Subak Gede Pulagan-Kumba, Subak Kulub Atas, dan Subak Kulub Bawah-Kesah.

Prosesi dilanjutkan dengan iring-iringan tirtha dan benih dari Pura Mengening menuju lokasi penanaman di Desa Adat Basangambu, yang diiringi presentasi seni dan pagelaran budaya. Puncak acara ditandai dengan penanaman benih di mata air Desa Adat Basangambu sebagai simbol penghormatan terhadap alam dan keberlanjutan sistem subak.

Mesaba Fest 2025 secara resmi dibuka oleh Asisten I Setda Gianyar, I Ketut Mudana. Bupati Gianyar dalam sambutan yang dibacakan Mudana menegaskan, subak tidak hanya sebagai sistem irigasi pertanian, juga sistem pengetahuan tradisional yang memadukan aspek spiritual, sosial, dan ekologis sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana.

Pemerintah Kabupaten Gianyar menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dengan pemerintah pusat, lembaga kebudayaan, dan masyarakat adat dalam menjaga serta melestarikan warisan budaya subak di lanskap DAS Pakerisan. Pemerintah menilai Mesaba Festival 2025 sebagai pengingat kolektif bagi masyarakat, pelaku usaha, hingga pengembang untuk kembali menempatkan alam sebagai pusat perencanaan pembangunan.

“Pelestarian tidak cukup dengan seremoni. Harus ada langkah konkret melalui sinergi antara Balai Pelestarian Kebudayaan dan Pemerintah Kabupaten Gianyar,” ujarnya. Ia menegaskan, penguatan desa adat berbasis nilai kearifan lokal menjadi salah satu misi utama Pemkab Gianyar dalam menjaga keberlanjutan alam dan budaya Bali. (stm)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *