Ketua ASMIPA Bali Sebut Penutupan TPA Suwung Harus Dibarengi dengan Solusi Nyata dalam Menangani Sampah

DENPASAR, STATEMENTPOST.COM – Tinggal menghitung hari, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung yang beroperasi dengan sistem open dumping akan ditutup secara permanen paling lambat 23 Desember 2025. Hal ini tertuang dalam instruksi tegas Gubernur Bali Wayan Koster kepada Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Kabupaten Badung untuk segera menghentikan pembuangan sampah ke Suwung dan mengoptimalkan solusi pengelolaan sampah yang modern dan berbasis sumber.
Menyikapi hal ini, Pelaku Pariwisata yang juga Direktur PT. Golden Wisata Tour and Travel, Ida Ayu Putu Setiawati, Kamis (11/12/2025) di Denpasar menyatakan, bahwa penutupan secara total TPA Suwung akan berdampak terhadap pariwisata Bali, jika tidak dibarengi dengan solusi nyata untuk menangani masalah sampah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Situasi ini, dikhawatirkan akan terjadinya tumpukan sampah di sejumlah titik, yang tentunya akan mengganggu pemandangan pariwisata di Bali.
“Takutnya setelah ditutup ini belum ada solusi, belum ada tempat pembuangan penggantinya, mungkin sampah-sampah ini akan menumpuk di tempat-tempat dan sangat mengganggu pemandangan. Apalagi, Bali ini kan dikenal sebagai tujuan utama wisatawan. Sehingga, tamu itu butuh kebersihan, dan kenyamanan. Jadi, kalau sudah lingkungannya banyak sampah tentu akan sangat mengganggu,” ujar Dayu Setiawati yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Astana Mitra Pariwisata (ASMIPA) Bali.
Sebelum menutup total TPA Suwung, lanjut Dayu Setiawati, pemerintah seharusnya sudah menyediakan dan memperbanyak TPS3R untuk pengelolaan sampah, serta menambah sumber daya manusia (SDM) untuk menangani masalah lingkungan. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk mengelola sampahnya harus ditingkatkan.
“Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menangani masalah sampah di Bali. Masyarakat bali juga harus sadar diri, terlebih masalah sampah yang paling banyak ada di rumah tangga. Sehingga, balik lagi ke diri kita sendiri untuk sadar bahwa sampah itu sangat mengganggu,” imbuhnya.
Di sisi lain, komentar negatif dari wisatawan terhadap masalah sampah di Bali sudah mulai banyak. Sehingga, jika ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan akan menjadi berita buruk di luar negeri dan semakin merusak citra pariwisata Bali. (stm)
