Prof. Ramantha : Tak Perlu Khawatir, Kenaikkan Harga Pangan Hanya Timbulkan Inflasi Ringan
GIANYAR, STATEMENTPOST.COM – Berbicara mengenai ketersediaan pangan, perlu dipahami bahwa kondisi saat ini tengah memasuki sejumlah hari raya besar keagamaan. Sehingga situasi ini mengakibatkan permintaan terhadap pangan khususnya beras selalu mengalami peningkatan.
Pengamat Ekonomi, Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE., MM., Ak, Senin (18/3) menyebutkan, situasi ini tentu berdampak pada inflasi. Yang mana kondisi ini rutin terjadi setiap tahun, sehingga tidak perlu dikhawatirkan. “Kalau dilihat dari laporan statistik dalam bulan februari kemarin, inflasi kita masih di bawah 3 persen. Artinya itu merupakan inflasi ringan yang masih terbilang wajar,” jelas Prof. Ramantha.
Kemudian, lanjut Prof. Ramantha, mengenai ketersediaan pangan yang saat ini sedang ramai diberitakan di media, khususnya beras memang mengalami peningkatan karena disamping hari raya juga disebabkan karena musim panen yang sudah lewat dan adanya iklim El Nino sehingga harga mengalami kenaikkan. “Tetapi dengan fenomena ini, Pemerintah juga sudah melakukan langkah antisipasi dengan mengimpor beras dengan jumlah yang banyak,” imbuhnya.
Di lain sisi, kita perlu mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam menjaga 4K (ketersediaan pangan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan koordinasi).
Sementara itu, di tengah melonjaknya harga pangan, Pemerintah Provinsi Bali terus berupaya untuk menjaga ketersediaan pangan di Bali. Pemerintah kabupaten/kota yang belum memiliki Perumda Pangan diminta untuk segera membentuknya.
Menyikapi hal tersebut, Guru Besar Fakultas Ekonomi Pembangunan (FEB) Universitas Udayana ini menyambut positif upaya Pemerintah Provinsi Bali sebagai langkah strategis. Menurutnya, upaya ini sudah dilakukan oleh Pemda Badung dan juga PD pasar Kota Denpasar yang dirubah menjadi Perumda Pasar dan Pangan. “Jadi itu perlu dilakukan oleh semua daerah. Salah satu fungsi adanya Perumda Pangan ini, nantinya akan membeli gabah-gabah petani, lalu kemudian digiling (diselip), dikemas dan selanjutnya dipasarkan. Manfaatnya adalah harga beras tentu jauh lebih terjangkau sehingga dapat menurunkan daripada inflasi,” terangnya. (stm)