Keharmonisan Alam Bali Terganggu, Prof. Suda Sebut Filsafat Tri Hita Karana Harus Diterapkan di Hulu dan Hilir

DENPASAR, STATEMENTPOST.COM – Pesatnya perkembangan sektor pariwisata membuat pembangunan semakin di Bali semakin masif. Guna mencegah keharmonisan alam bali terganggu, untuk itu penerapan filsafat Tri Hita Karana antara hulu dan hilir harus seimbang.

Hal itu disampaikan Akademisi Universitas Hindu Indonesia (UNHI), Prof. Dr. Drs I Ketut Suda, M.Si, Rabu (26/11/2025) di Denpasar. “Kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tiga hubungan yang harmonis harus bisa diterapkan,” ungkap Prof. Suda.

Ia menambahkan, Tri Hita Karana juga harus diimbangi dengan tri kaya Parisuda. Masyarakat diharapkan tidak hanya pintar berbicara dan berpikir, tetapi harus mampu melaksanakan implementasi filsafat Tri Hita Karana. Sinkronisasi antara tiga elemen tersebut harus mampu dilaksanakan.

“Selain itu, juga harus mampu berpikir positif terhadap hubungan ke tiga filsafat Tri Hita Karana. Terakhir, baru pelaksanaan dan harus dipahami serta dilaksanakan oleh masyarakat,” imbuhnya.

Prof Suda menyatakan, bagaimana kemudian manusia mesti mampu berpikir berkata dan berbuat yang baik. Tokoh-tokoh masyarakat, pemerintah, akademisi dan guru juga diharapkan bisa melalukan transfer pengetahuan kepada peserta didik dan masyarakat akan pentingnya nilai-nilai Tri Hita Karana. Secara sadar, ketiga nilai Tri Hita Karana tersebut harus bisa diterapkan oleh masyarakat.

Ditegaskan pula, bahwa keseimbangan harus terjadi di segala dimensi kehidupan termasuk antara lingkungan dan ekonomi. Jangan sampai karena ekonomi sampai merusak lingkungan seperti banjir yang terjadi beberapa waktu lalu. Masyarakat harus berpikir positif terkait harmonisasi antara manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan dan manusia dengan lingkungan.

“Pariwisata Bali sangat rentan dengan isu yang sangat sensitif, untuk itu citra pariwisata Bali sangat berkaitan dengan harmonisasi alam Bali,” tegasnya. (stm)