Terancam Punah, Prof. Made Suarta Sebut KB Empat Anak Sebagai Wujud Pelestarian Budaya Bali

DENPASAR, STATEMENTPOST.COM – Keluarga Berencana (KB) empat anak yang digagas Gubernur Bali, Wayan Koster merupakan upaya untuk melestarikan nama-nama tradisional Bali seperti Nyoman dan Ketut yang terancam punah akibat program KB dua anak. Program ini menganjurkan warga Bali untuk memiliki empat anak, agar nama-nama tersebut tetap ada dan kebudayaan Bali tidak hilang.
Menurut Rektor Universitas Mahadewa Indonesia (UPMI), Prof. Dr. Drs. I Made Suarta, S.H., M.Hum, Rabu (15/10/25), Program KB empat anak merupakan program positif dari gubernur Bali Wayan Koster. “KB empat anak merupakan upaya dalam menggali potensi budaya Bali,” ujar Prof. Suarta.
Dikatakan, Bali memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yakni keunikan budayanya. Pariwisata Bali tidak hanya soal pantai yang indah, tapi keunikan akan budaya Bali. “Hanya orang Bali yang tahu dan yang bisa menjalankan budaya Bali, yang tidak bisa dijumpai di tempat lain. Salah satunya adalah pelestarian empat anak, agar Nyoman dan Ketut tidak punah”, imbuhnya.
Prof Made Suarta menambahkan, semakin banyak generasi muda Bali yang lahir maka akan semakin banyak yang peduli dalam melestarikan budaya Bali. Bahkan, Gubernur Bali memberikan insentif agar masyarakat Bali termotivasi dalam memiliki empat anak.
Ia juga menyampaikan kekhawatiran akan punahnya budaya Bali kedepannya. Diharapkan, agar adat istiadat budaya Bali bisa lestari. Pelestarian budaya Bali bisa diwujudkan, salah satunya melalui KB empat anak. Perkembangan Bali kedepan diharapkan tetap berlandaskan pariwisata Budaya Bali. Deteksi dini terhadap pencegahan punahnya budaya Bali salah satunya melalui pelestarian KB empat anak.
Disisi lain, ia juga menyebutkan bahwa warga Bali merupakan orang yang taat dalam menjalankan program pemerintah. Untuk itu, program KB empat anak diyakini akan direspons positif oleh masyarakat. “Ini kan berkaitan dengan kualitas penduduk Bali kedepan, sekarang saatnya mengubah mindset orang Bali agar optimis dalam memiliki empat anak”, tegasnya. (stm)
